Selasa, 29 Januari 2008

WASPADA TERHADAP TARAUMA GEMPA

WASPADA TERHADAP TARAUMA GEMPA
Oleh Revi Marta Dasta
(Singgalang. Kamis 15 Maret 2007)


Sampai saat ini, berdasarkan perhitungan sementara kerugian akibat gempa bumi yang melanda Provinsi Sumatera Barat sudah mencapai 800 milyar, sebagaimana yang telah disampaikan oleh gubernur Gamawan Fauzi (singgalang 13/03). Daerah yang paling banyak mengalami kerugian sementara adalah Kabupaten Agam yaitu Rp 245 milyar di susul Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar. Jumlah kerugian ini akan terus bertambah apabila gempa susulan masih saja berlangsung. Ini baru kerugian secara meteril belum lagi kerugian moril yang hampir dialami korban akikar gempa ini.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan HMI-KAHMI Sumatera Barat di beberapa lokasi kejadian. Seperti Koto Baru, Situjuah Batu, dan Sungai Tanang terlihat banyak rumah yang rusak berat dan ringan. Sebagaian dari penghuninya tidur di bawah tenda-tenda darurat yang dibuat seadanya. Wajah cemas masih masih menghatui mereka. Menurut penuturan salah satu keluarga korban, Ayu di sungai tanang, kabupaten agam mereka sudah beberapa hari ini menginap di tenda di samping rumahnya. Tenda ini terbuat dari plastik ditopang oleh beberapa kayu. Di dalam tenda tersebut terlihat susunan barang yang sudah berserakan. Kebanyakan barang-barang tersebut adalah peralatan masak dan peralatan rumah tangga lainya. Barang-barang tersebut rata-rata sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

Keadaan rumah ayu ini sangatlah menyedihkan, bagian dinding belakang rumah sudah hancur/roboh. Tiang-tiang penyangga rumah tidak lagi berfungsi dengan baik karena sudah patah. Sebagian tiang rumah ditopang dengan bantuan kayu yang hampir terdapat di semua sisi rumah. Tujuannya agar rumah tersebut tidak roboh sehingga dapat digunakan untuk berteduh sementara.

Namun meraka tidak terlalu menggunakan rumah tersebut, karena takut kalau gempa susulan terjadi. Beban keluarga makin bertambah mengingat Ayu akan menamatkan kuliahnya di Bukittinggi. Ditambah lagi adik-adiknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Menurutnya mereka sudah beberapa hari ini tidak bersekolah. Guru-guru meliburkan mereka, karena sekolah banyak yang roboh dan retak.

Di sekeliling rumah tersebut masih banyak terdapat rumah yang sama parahnya dengan rumah Ayu. Sebelum sampai ke rumahnya, terdapat mesjid yang retak dan hamper roboh. Mesjid tersebut nampak dibiarkan saja, karena masing-masing orang sibuk dengan nasibnya masing-masing. Masyarakat di nagari ini sangat mengharapkan sekali bantuan dari pemerintah. Terutama pembangunan secepatnya rumah mereka. Di samping itu mereka sangat membutuhkan pasokan makanan seperti beras dan lauk-pauk lainnya, juga tenda yang agak baik. Mereka semua menanti, masihkah ada bantuan untuk mereka. Walaupun posko-posko bantuan sudah ada di perkampungan mereka. Kondisi ini ditambah lagi dengan pertentanga beberapa warga deangan wali nagari, terkait dengan pendistribusian bantuan.

Sekelumit cerita tadi adalah gambaran nyata dari keadaan kondisi korban gempa. Walaupun penyaluran bantuan sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi sumatera barat. Namun yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pasokan bahan makanan, tenda-tenda dan pengobatan kesehatan.

Dengan terjadinya musibah ini maka dapat dipastikan anggaran akan banyak tersedot untuk penanggulangannya. Kita khawatir musibah ini akan mendatangkan kemiskinan baru di sumatera barat. Upaya-upaya bersifat solutif perlu dilakukan. Jangan ada trauma di masyarakat. Jangan sampai kasus ibu Junaidy Mercy di Malang terjadi. Beliau tega membunuh anaknya karena tidak tahan dengan beban ekonomi yang tinggi. Maka kewaspadaan kita semua sangat dibutuhkan.

Tidak ada komentar: