Selasa, 29 Januari 2008

JALAN ALTERNATIF, SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINANA DI PESSEL

JALAN ALTERNATIF, SOLUSI PENGENTASAN KEMISKINANA DI PESSEL
OLEH: Revi Marta Dasta
(singgalang, jum’at 26 januari 2007)

saat ini, kabupaten pesisir selatan merupakan daerah yang peling banyak memiliki orang miskin. Sekitar 68.741 penduduk pesisir selatan berada dalam garis kemiskinan. Artinya masih banyak masyarakat yang tidak bias memenuhi kebuituhan-kebutuhan pokok sebagaimana mestinya. Sebagai orang pesisir selatan saya cukup prihatin dengan kondisi ini. Untuk itu, pemerintahan daerah dituntut bekerja lebih ekstra keras lagi. Dukungan dan partisipasi masyarakat (Akademisi, mahasisiwa, pengusaha dan perantau) sangat diperlukan. Prinsip penanggulangan kemiskinan seperti kebersamaan atau partisipasi, kedekatan hati dan keikhlasan serta keterbukaan dalam penyelnggaraan sangat dibutuhkan.
Usaha-usaha diatas, tidaka akan tercapai dengan maksimal apabila akar dari permasalkahan ini tidak dicairkan oleh pemerintahan propinsi dan pusat. Saat ini yang diperlukan oleh masyarakat persisir selatan adalah jalan alternative untuk membuka akses ekonami masyarakat . leinginan ini sudah seringkali disampaikan oleh bapak bupati Drs. Nasrul Abit. Jalan tersebut adalah Kambang-Muaro Labuh (Solok Selatan) dan Bayang Alahan panjang (Kabupaten Solok). Selamam ini hanya ada satu jalan yang bias ditempuh untuk sampai ke Pesisir selatan yaitu melalui padang. Padahal kabupaten pesisir selatan merupakan daerah yang paling panjang. Masyarakat membutuhkan waktu dan ongkos yang banyak untuk dapat menjual hasil usahanya. Kondisi ini diperparah lagi apabila seringkali terjadi banjir dan longsor yang berakibat putusnya jalan. Bila ini terjadi maka peningkatan produktivitas masyarakat sebagai salah satu kebijakan umum penagnggulanagn kemiskinana tidaka akan dapat tercapaai secara maksimal.
Jadi, banyaknya orang miskin di pesisir selatan buan lagi disebabkan oleh menonjolnya harga bahan poko (BBM, beras, dan inflasi). Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah terjadinya ketimpangan dalam pembangunan atau penggulangan kemiskinan yang belum efektif, tetapi belum dibukanya akses ekonomi lewat jalan alternative tadi. Rasa percuma berbagai program pengentasan kemiskinana dicanangkan oleh pemerintah pusat dan propinsi apabial jalan alternative ini tidak juga dibuat. Pemerintahan piusat dan propinsi harus secepatnya merespon keinginan ini. Jika tidak ingin melihat rakyat pesisir selatan larut dalam kemiskinan dan ketertinggalan.

Tidak ada komentar: