Selasa, 29 Januari 2008

KEMISKINAN

KEMISKINAN
Oleh: Revi Marta Dasta
(Haluan. Kamis, 1 Februari 2007)


Kemiskinan adalah masalah bangsa yang harus segera diselesaikan secepatnya oleh pemerintah. Banyak permasalahan yang muncul apabila angka kemiskinan ini terus melonjak. Dengan banyak orang miskin maka pengaguran, perelingkuhan dan tingkat kriminalitas yang tinggi serta masalah-masalah social lainnya akan silih berganti dating menerpamasyarakat. Orang tidak akan segan-segan untuk membunuh apabila perut lapar. Dalam bahasa minang “ Bialah bacakak jo urang dari pado bacakak jo galang-galang”, artiny orang tidak akan tahan menahan lapar, mereka rela berkelahi untuk mendapatkan sesuap nasi. Kondisi adalah seperti ini adalah fenomena social yang terus saja terjadi. Eskalasihnya cenderung meningkat, seakan moral dan etika akan hilang begitu saja akibat banyaknya kemiskinan ini.

Hamper setiap tahun pemerintah selalu memasukkan program pengentasan kemiskinan sebagai salah satu agenda prioritas pembangunan. Namun sampai saat ini kemiskinan tetap tidak bias dikurangi, malah cenderung mengalami peningkatan. Meskipun kemiskinan pernah turun drastis pada tahu 1976-1996, 40,1 % menjadi 11,3% dari total penduduk Indonesi, orang miskin meningkat kembali pada [eriode 1996-1999. akibat krisis multidimensional yang menerpa Indonesia, jumlah penduduk miskin pada periode 1996-1998, meningkat tanjam menjadi 22,5 juta jiwa (11,3 %) menjadi 49,5 juta jiwa (24,2 %) atau bertambah sebanyak 27 juta jiwa (BPS, 1999).

Berdasarkan hasil data pendataan sosial ekonomi penduduk 2005, jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat tercata sebanyak 1,079.241 orang atau sebanyak 23.825 kepala keluarga. Jumlah ini mencapai 22,07 penduduk propinsi Sumatera Barat dan terjdi peningkatan sebesar 20,9 % dari tahun 2004 dimana tingkat kemiskinan di daerah kabupaten jauh lebih tinggi dari pada di kota.

Meskipun masyarakat miskin telah mendapatkan bantuan program pengentasan kemiskinan dari pemerintahan, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Masyarakat miskin yang telah tersentuh program pengentasan kemiskinan, tetap saja beranjak dari kondisi kemiskinannya. Karena itu pasti ada yang salah dengan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan tersebut.

Bantuan tunai langsung dari kompensasi BBM yang diberikan pemerintah kepada masyrakat miskin adalah bias penanggulangan kemiskinan, karena hanya dinilai akan hanya menciptaka sindrom ketegantungan bagi masyarakat. Sesunguhnya BLT hanya cocok diberikan pada masyarakat yang tidak berdaya seperti orang cacat dan anak tertlantar. Pengentasan kemiskinan tidak hanya cukup dengan memberikan uang saja kepada masyarakat, tetapi yang harus dicari bagaimana masyarakat dapat melakukan usaha yang menimbulkan krentifitas dan kineja masyarakat. Masyarakat miskin jangan dibiasakan manja, tetapi yang dibutuhkan adalah peningkatan produktifitas. Maka pemerintah harus secepatnya merumuskan program-program pemberdayaan masyarakat miskin seperti program peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja / usaha melaluan pendidikan dan latihan-latihan kerja, perluasan jaringan kerja, dan informasi pasar serta bantuan modal kerja.

Tidak ada komentar: